Yogyakarta, 12 Juni 2025
Alfina Robi'ah Adawiyah
Kamis, 12 Juni 2025
Antara Keseriusan, Kode, dan Etika
Yogyakarta, 12 Juni 2025
Jumat, 26 Januari 2024
Jalanan Ini, Terjal Ya? (Part 2)
Maret 2023
"Jis, kamu ada buku panduan buat BPI nggak?" saya memulai percakapan pada suatu hari di awal bulan itu.
"Bentar, aku tanyain temenku ya Mbak" jawabnya.
Hari itu juga saya mendapatkan buku panduan Beasiswa Pendidikan Indonesia yang telah terbit untuk tahun 2022. Ya Allah, kalau di tahun 2022 saya tahu ada beasiswa ini mungkin saya akan daftar di tahun itu. Tapi saya yakin takdir Allah tidak pernah salah. Pasti ada maksudnya kenapa saya baru tahu di tahun 2023.
Saya baca halaman demi halaman buku panduan tersebut. Saya pahami baris demi baris persyaratan masing-masing segmentasi. Ternyata, Beasiswa Pendidikan Indonesia ini memiliki beberapa segmentasi. Untuk S2 sendiri terbagi menjadi 6 segmentasi yaitu: S2 Pendidikan Perguruan Tinggi Akademik (PTA), S2 Pendidikan Perguruan Tinggi Vokasi (PTV), S2 Pelaku Budaya, S2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan, S2 Beasiswa Indonesia Maju, Beasiswa Stipendium Hungaricum (Top Up). Setelah saya baca semuanya, kriteria yang paling bisa saya masuki adalah S2 Pelaku Budaya.
Sebetulnya saya juga ragu, yakin Pelaku Budaya? Karena saya sendiri pun bisa dibilang tidak merasa se-berbudaya itu. Tapi secara dokumen oke nih, kayaknya bisa. Sayang nggak sih kalau nggak dicoba. Akhirnya, untuk meyakinkan diri, saya coba tanyakan lagi ke teman saya, Azis. Ada teman yang sudah jadi awardee belum di prodi Linguistik UGM. Kata Azis ada. Saya minta kontaknya, dikasihlah. Namanya, Mas Arif.
Dengan perkenalan yang singkat dan pembukaan yang seadanya tapi saya usahakan sesantun mungkin, secara straight forward saya izin untuk telpon. Telpon untuk konsultasi tentu saja.
"Mas Arif bisanya kapan?"
"Malam aja, Mbak. Jam 20?"
Sayangnya, jam 20 saya ada acara di masjid akhirnya saya minta dispensasi. Opsinya kalau Mas Arif bisa keesokan harinya ya berarti ditunda sampai hari berikutnya atau tetap malam tapi setelah saya pulang dari masjid sekitar pukul 22. Mas Arif memilih tetap di malam tersebut walau pukul 22. Saya pikir, ya sudah gapapa karena ini tujuannya konsultasi dan insya Allah profesional. Obrolannya nggak akan kemana-mana. Intinya, di situ saya meyakinkan diri. Iya kan jalurnya Pelaku Budaya? Posisi saya seperti ini, saya eligible kan? Sepenglihatan Mas Arif eligible dan sarannya, ya dicoba dulu aja.
Entah kenapa, melihat persyaratan dan cerita dari Mas Arif, ada keyakinan dalam diri saya. Bisa nih! Walaupun dengan skema saya bayar UKT pertama dulu yang kalau lolos akan ada reimbursement. Untuk memotivasi diri sendiri, saya menuliskan, "Semangat, Fin! UKT awal 9 juta." dan "You deserve BPI, Fin!!" pada sebuah memo yang saya tempelkan di dinding kamar supaya saya selalu ingat. Keyakinan ini juga dilapisi dengan keyakinan yang lain yaitu kalaupun tidak dengan beasiswa, insya Allah akan ada rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Pada bulan itu saya pun merasa bahwa posisi saya di perusahaan sudah tidak bisa membuat saya berkembang lagi. Di bulan itu juga sebetulnya kontrak saya habis, ada tawaran perpanjang boleh diambil boleh tidak. Anehnya, saya diberi keyakinan oleh Allah untuk tidak lanjut. Singkatnya, saya end contract di akhir Maret yang mana itu beberapa hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Full di bulan Ramadhan saya jobless.
April-Mei 2023
Saya memanfaatkan momen bulan Ramadhan yang jobless selain untuk ibadah juga untuk membuat essai. Harapan saya, bulan Ramadhan usai draft full essay juga sudah selesai. Alhamdulillah target tercapai. Selain essay saya juga apply untuk pekerjaan lain. Karena tetap harus ada plan A dan plan B. Kita tidak tahu kemungkinan mana yang akan terjadi.
Pada tanggal 2 Mei 2023, pendaftaran beasiswa dibuka. Untuk dalam negeri waktunya lumayan lama, pendaftaran ditutup pada 30 Juni 2023. Sekitar 2 bulan durasinya. Saya cermati kembali untuk persyaratan S2 Pelaku Budaya. Kok ada yang beda dari tahun 2022. Waduh, waduh, waduh. Mulai sedikit panik nih.
Perbedaan syarat beasiswa pelaku budaya tahun 2022 dan 2023 terletak pada surat rekomendasi dari Dirjen Kebudayaan. Syarat ini pada tahun 2022 tidak ada dan baru diadakan di tahun 2023. Oke tenang, yuk mari dipahami dulu bagaimana cara mendapatkan surat rekomendasi tersebut.
Setelah dibaca-baca, oh oke, harus ada portofolio. Portofolio apa nih? Portofolio yang mencerminkan bahwa diri ini punya kontribusi di bidang seni atau kebudayaan, serta memiliki peran di masyarakat terkait dengan kebudayaan. Akhirnya, saya meniatkan diri untuk membuat portofolio tersebut selama satu minggu pertama di bulan Mei.
Seperti apa portofolionya? Nah, seandainya teman-teman memang ada niat untuk mendaftar BPI dengan segmentasi Pelaku Budaya juga, kindly email me di adawiyahalfina22@gmail.com aja temen-temen. Insya Allah nanti saya kirimkan contoh file portofolio yang saya gunakan untuk mendapatkan rekomendasi dari Dirjen Kebudayaan.
Alhamdulillah tidak sampai seminggu setelah mengajukan permohonan kepada Dirjen Kebudayaan saya mendapatkan balasan email yang berisi surat rekomendasi tersebut. Ahh, betapa Allah sangat memudahkan.
Kabar bahagianya juga, selesai saya mengurus semua dokumen untuk syarat administrasi saya mendapat pekerjaan baru. Yaitu di sebuah lembaga bimbingan belajar untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Mungkin temen-temen juga sudah familiar dengan lembaga tersebut.
Senang sekali mendapatkan pekerjaan baru yang memang sesuai dengan passion saya yaitu studi lanjut dan juga study abroad. Bahkan di sini saya banyak belajar dari kegagalan banyak orang yang saya temui sebagai client di perusahaan ini.
Tak lupa juga di akhir Mei ini saya melakukan daftar ulang di UMUGM, yang mana ini menjadi syarat supaya saya bisa masuk di semester ganjil 2023. Untuk pendaftaran ulang tidak dipungut biaya karena akan di-bypass oleh admin.
Juni 2023
Dua minggu pertama di bulan Juni, selain beradaptasi dengan pekerjaan baru saya gunakan waktu tersebut untuk minta saran terkait essay yang saya tulis. Pertama, saya minta tolong kepada dosen pembimbing skripsi saya untuk melakukan pembacaan. Walaupun secara substansi beliau tidak terlalu banyak memberikan masukan, tapi editing beliau terhadap essay saya sangat berpengaruh. Ibarat sebuah wajah, essay saya yang belum diedit oleh beliau adalah bare face, tanpa make up. Setelah diedit beliau, essay tersebut jadi lebih cantik. Kedua, saya minta tolong kepada kakak tingkat saya yang menerima beasiswa LPDP. Nah, untuk kakak tingkat saya ini lebih banyak mengkritisi substansi nya. Ke-tiga ada teman seangkatan saya, Azis sang informan dan ke-empat tentu saja Mas Arif yang selalu saya tanya apa-apa tentang beasiswa ini. Lalu yang kelima, ada Pak Dede selaku pembimbing beasiswa saya selama S1 dari Alam Aksara.
Alhamdulillah-nya, orang-orang yang saya pilih untuk memberi masukan terhadap essay yang saya buat memang masukannya sangat beragam tapi saling melengkapi. Tips memilih pembaca essay beasiswa: karena perjalanan mencari beasiswa dan sekolah lagi itu adalah perjalanan yang penuh dengan kesunyian, pastikan partner cerita teman-teman bukanlah orang yang berpotensi kita anggap sebagai saingan. Sebab, timbul sedikit rasa itu akan merusak konsentrasi dan mengeruhkan niat dalam kemurnian hati.
Setalah semua masukan ditampung dan dipilah, saya lakukan editing terakhir dan saya putuskan untuk mengunci administrasi 5 hari sebelum penutupan yaitu di sekitaran tanggal 25 Juni 2023. Kenapa saya memilih 5 hari sebelum penutupan? Karena saya butuh checking semua kelengkapan, dan checking ini saya lakukan berkali-kali. Mengapa tidak di tanggal 30? Karena pendaftar banyak, kita tidak pernah tahu kapan website akan down. Setidaknya, jika di H-5 ada suatu kendala maka masih ada kesempatan di hari berikutnya untuk submit. Saya sangat bersyukur submit di H-5 itu lancar tanpa kendala, bismillah aja pokoknya.
Juli 2023
Masa penantian pengumuman administrasi. Tak ada hal lain yang dilakukan selain bekerja dan banyak-banyak doa. Oya, Juli ini timeline bayar UKT pertama yang 9 juta rupiah itu. Jujur, sebagian dari 9 juta itu saya pinjam ke bapak saya.
Agustus 2023
Tanggal 8 Agustus 2023, akhirnya diumumkan hasil seleksi administrasi. Alhamdulillah lolos. So, what's next? tentu saja persiapan untuk wawancara. Siapa yang bisa bantu saya? Kembali lagi Azis sang informan dan juga Mas Arif. Tapi yang paling pertama saya hubungi adalah Mas Arif (salah satu awardee BPI), tentu untuk bertanya seperti apa proses wawancaranya? Apa saja yang ditanya? Saya harus gimana? Baru setelahnya saya juga minta mock up interview ke Azis, supaya lebih banyak sudut pandang.
Tidak lama setelah itu jadwal wawancara keluar. Saya mendapatkan jadwal di hari Selasa jam 9 pagi. Untungnya tidak ada kuliah jadi tidak perlu repot mengurus izin meninggalkan kuliah. Oya anyway, saat dijadwalkan wawancara saya sudah masuk kuliah, dan sambil kerja.
Pengalaman wawancara ini jika dijelaskan mungkin akan panjang lebar juga. Next, kalau memang ada yang ingin tahu seperti apa pengalaman saya untuk interview ini, boleh banget kalau mau email dan minta diceritain.
Akhir Agustus, hectic mengejar target perusahaan. Di sini saya merasakan, ohh ternyata gini kuliah sambil kerja, capek yaa. Pas dosen jelasin di kelas, saya harus ambil tempat duduk di belakang karena masih harus sambil kerja. Saya pun berpikir, ini gimana ngerjain tugasnya kalau kerjaan saya nggak bisa ditinggal kayak gini. Iya benar bisa disambi kuliah, tapi kerjaannya ikut kuliah huhu.
September 2023
Awal September masih sibuk kerja-kuliah sambil ya Allah ya Allah. Selain ngantor dan kerja saat kuliah, di kerjaan yang ini juga ada tugas dinas luar kota. Kadang weekend dikirim ke Jakarta, Lampung, Cilacap, Tasikmalaya dan kota-kota lainnya. Setiap pulang dari dinas pasti capek banget temen-temen. Karena kalau dinas pasti acaranya Minggu. Kalau mau langsung istirahat dan Senin kuliahnya bisa dalam keadaan fresh, berarti habis acara langsung pulang. Kalau event di Jakarta meskipun langsung pulang pasti sampai rumahnya Senin pagi. Saya bukan tipe orang yang bisa tidur istirahat di kereta. Kalaupun tidur pasti badan pegel semua. Senin pagi saya harus lanjut tidur sampai siang, padahal jam 13 ada jadwal kuliah. Arrgh, silahkan dibayangkan. Bagi saya itu melelahkan. Sampai setiap saya mau berangkat dinas bapak ibu saya selalu bilang, "Ya Allah nak, kerjamu keras banget ya.." Saya hanya selalu menjawab dengan, "Bu, Pak doakan biar beasiswanya ketrima, biar nggak kuliah-kerja ngoyo kayak gini." sambil mencium tangan beliau berdua.
Pengumuman hasil wawancara tak kunjung terbit. Tentu saya ketar-ketir. Bahkan di kampus saya sudah hampir UTS. Saya cari info, tahun sebelumnya pengumuman hasil wawancara tanggal berapa, ternyata tahun sebelumnya awal September sudah pengumuman. Ini kok belum. Sabar, sabar.. yuk bisa yukk. Ketika itu saya sudah dititik pasrah, Ya Allah kalau memang ini adalah bantuan yang akan Engkau berikan maka tidak akan pernah salah alamat. Tapi kalau bukan melalui beasiswa ini, hamba yakin pasti ada rezeki yang lain.
Akhirnya pada tanggal 27 September 2023, beberapa hari sebelum UTS pengumuman itu terbit juga. Alhamdulillah, lolos!!! Sorenya, saya langsung minta izin resign ke atasan saya. Dimudahkan juga, alhamdulillah.
Gimana temen-temen, panjang ya ceritanya? Mudah tidak prosesnya? Bagi saya tidak mudah.. Bersyukurlah jika temen-temen punya versi cerita yang lebih mudah. Buat yang masih berjuang tetep semangat insya Allah manisnya hidup itu memang ada setelah lelah berjuang.
Semoga ada yang bisa teman-teman ambil dari cerita ini. Salam juang dari saya yang juga masih berjuang memenuhi ekspektasi-ekspektasi yang tertuang dalam essay.
Sincerely,
Fina
#If you have any question, kindly email me gaes (adawiyahalfina22@gmail.com)
![]() |
Sehat selalu teman-teman magister.. |
Selasa, 23 Januari 2024
Jalanan Ini, Terjal Ya? (Part 1)
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi keingintahuan teman-teman terkait sebetulnya beasiswa apa sih yang saya dapatkan sehingga saya bisa lanjut studi S2. Sebetulnya, dari awal sejak saya dinyatakan diterima pada September 2023 lalu sudah ada yang menanyakan, "Mbak, caranya gimana?" Saya jawab, "Iya, insya Allah nanti aku spill ya.." ehh, ternyata "nanti" nya kelewat lama, sampai berganti tahun dan musim baru bisa membuat tulisan ini. Mohon dimaafkan karena memang kesibukan yang cukup luar biasa ketika itu. September tahun lalu, kuliah sudah hampir setengah jalan yang artinya saat itu saya sedang mempersiapkan UTS dan berpadu dengan hectic-nya transisi dari status bekerja menjadi tidak bekerja (resign). Selesai UTS, sudah langsung dibayang-bayangi dengan tugas makalah untuk UAS. Akhirnya, pada liburan semester yang sudah hampir di penghujung, melalui tulisan ini saya coba ingat-ingat kembali momen beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang lalu itu.
Oktober 2021
Ini adalah awal mula saya memasuki dunia pekerjaan. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari salah satu perusahaan edutech terbesar se-Asia Tenggara. Setelah wisuda secara online pada Mei 2021, tentu saya pun mengalami fase bingung mau ke mana setelah wisuda. Kebetulan CPNS buka di tahun tersebut sehingga saya bisa mencoba daftar untuk formasi lulusan terbaik di BPK pulau Jawa. Sayang sekali, singkatnya CPNS ini belum jadi rejeki saya. Sedih, tentu iya karena sebelum diterima salah satu perusahaan edutech, CPNS ini adalah satu-satunya loker yang saya apply.
Apa tidak berniat untuk langsung S2 ketika itu? Tentu berniat. Sayangnya Alfina yang masih di usia awal 20-an belum kehilangan idealismenya. Inginnya study abroad, tapi kurang memahami kemampuan diri terutama dalam hal Bahasa Inggris. Apakah saat bekerja di perusahaan edutech masih punya keinginan untuk lanjut studi? jawabannya masih. Setelah riset mengenai beasiswa-beasiswa yang bisa digunakan untuk studi abroad dan merasa sepertinya sulit untuk memenuhi persyaratannya terutama IELTS, maka saya memutuskan untuk banting steer ke dalam negeri. Banting steer ini terjadi pada akhir tahun 2021, sehingga pada akhir tahun itu saya mulai memetakan langkah.
Januari-April 2022
Salah satu syarat untuk bisa diterima di salah satu perguruan tinggi di Indonesia adalah TOEFL ITP. Maka dari itu saya mulai belajar bersama bimbingan belajar di Jogja sambil bekerja dan juga tes. Syarat agar bisa diterima di jurusan yang saya inginkan adalah TOEFL ITP dengan score minimal 450. Saat itu, beasiswa yang saya incar adalah beasiswa LPDP Reguler karena yang saya tahu hanya gerbang tersebut yang bisa terbuka untuk saya. Syarat LPDP Reguler adalah TOEFL ITP dengan score minimal 500.
Tiga kali saya mencoba official test TOEFL ITP tapi yang ada tiga-tiganya tidak sampai score 500. Paling tinggi score saya 497. Ya, ini adalah salah satu definisi dari sakit yang tidak berdarah. Satu test saya lakukan pada bulan Januari, dua test saya lakukan pada bulan Maret. Maret ke April, saya mencoba berpikir apa yang harus saya lakukan dengan score yang tidak sampai 500 ini. Saya coba cari-cari beasiswa yang bisa menerima score di bawah 500 tapi hasilnya selalu ada persyaratan yang tidak bisa saya penuhi, misal harus merupan anggota dari keluarga harapan, atau harus berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Keputusan saya, saya coba gunakan score ini untuk mendaftar ke universitas terlebih dahulu. Jika diterima, maka saya akan menunda kuliah hingga semester gasal 2023 sambil mencari info beasiswa atau satu-satunya jalan agar bisa daftar LPDP yaitu dengan memperbaiki score TOEFL.
Mei-Juni 2022
Sambil terus meneguhkan hati, saya penuhi syarat-syarat pendaftaran prodi Magister Linguistik di Universitas Gadjah Mada. Alhamdulillah untuk PAPs menurut saya ini test yang cukup mudah dibanding test TOEFL, jadi untuk melampaui passing grade cukup satu kali test saja. Juni 2022 adalah pengumuman UMUGM, dan alhamdulillah diterima lalu terbitlah LoA. Setelah dinyatakan diterima saya mengajukan tunda kuliah melalui email sesuai dengan arahan admin departemen. Sayangnya, email tersebut tak kunjung mendapat balasan. Saya, yang masih belum tahu akan kuliah dengan dana apa nantinya juga tak begitu menghiraukan email tersebut. Yang ada dalam pikiran saya, "Yang penting sudah terkirim."
Juli-Desember 2022
Tidak ada pergerakan sama sekali, disamping masih cari-cari info mengenai beasiswa saya pun makin sibuk bekerja. Ingin rasanya coba bimbel Bahasa Inggris lagi, tapi dalam hati ada keraguan "kalau scorenya nggak nyampek lagi gimana?"
Januari-Februari 2023
Bulan Januari, saya hanya ingin punya pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Jika ditakdirkan tetap di perusahaan ini, saya berharap posisi yang berbeda dengan penawaran yang lebih oke.
Takdir Allah berkata lain. Di penghujung Februari 2023, saya dan beberapa teman satu angkatan memenuhi undangan pernikahan salah satu sahabat kami di Magetan. Singkat cerita, obrolan kami di mobil saat perjalanan pulang dari Magetan-Jogja semakin dalam. Tiba-tiba secara spontan kami membicarakan masa depan yang salah satu sub bab nya adalah lanjut studi. "Iya nih, Mbak Fina nih harusnya S2... Mbak kamu nggak mau S2 po?" tanya salah satu di antara kami. "Ho o mbak, jarene arep S2 mbak.." timpal yang lain. arrghh makin pusing wkwk
Bukan tidak mau, sedang proses tapi masih buntu aja ketika itu. Memang perjalanan menuju studi magister ini tidak saya publish, inginnya diam-diam tiba-tiba sudah S2. Ternyata memang harus sedikit dibagi ceritanya. Saya tanggapi dengan sabar, "Aku udah ada LoA gaes, tapi score TOEFL-ku masih kurang buat daftar beasiswa LPDP. Ada nggak sih beasiswa yang score TOEFL nya nggak harus 500?"
"Adaa," kata salah seorang. Azis namanya, saat itu dia sedang kuliah S2 dengan beasiswa LPDP. Tentu infonya banyak, karena relasinya juga sudah semakin banyak. "Oya, apa?". "Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI)" jawabnya. "Emang iya?" saya bertanya kurang yakin karena asing mendengar nama beasiswa tersebut. "Iyaa," Azis meyakinkan. "Ya udah, tolong infonya ya Jis nanti.." saya pikir tak ada salahnya coba cari tahu.
Lanjut part 2 ya temen-temen..
https://alfina27ada.blogspot.com/2024/01/jalanan-ini-terjal-ya-part-2.html
Minggu, 01 Agustus 2021
Bertumbuh
Hello everyone,
Setiap saya memulai deretan huruf-huruf di blog ini, tak ada hal lain yang ada di benak saya selain syukur. Walau, saya tahu tulisan terakhir sebelum ini sudah berusia lebih dari satu tahun. Saat itu, saat di mana pandemi masih bermula. Mungkin sekitar usia tiga bulan. Tak disangka juga, kali ini saya masih diberi kesempatan untuk menulis dan masih dalam masa pandemi.
Ada banyak hal yang terlewat yang belum saya tuangkan. Sebagaimana orientasi blog ini adalah untuk berbagi inspirasi dan bukan hanya untuk curhat belaka. Ada hal-hal bermakna di setiap kejadian, mungkin itulah yang ingin saya sampaikan.
Kali ini, saya ingin menyampaikan bahwa blog ini telah ditata ulang. Tidak, saya tidak menghapus kontennya. Hanya saja, beberapa hal yang masih terkesan kanak-kanak dan bahasa yang kurang enak dibaca sedikit banyak telah saya ubah. Akan tetapi postingan lama dengan bahasa yang demikian kanak-kanak masih saya biarkan begitu saja. Saya tak ingin menghapusnya. Biarkan itu menjadi bukti bahwa saya pernah menjadi anak-anak. Biarkan itu menjadi bukti bahawa bahasa seseorang juga bertumbuh seiring bertambahnya usia. Saya harap blog ini juga tetap bertumbuh beriringan dengan saya yang juga semakin menua.
Saya tidak ingin menjanjikan apa-apa, tapi yang saya ingin adalah menebar kebaikan melalui tulisan dalam blog ini. Dengan pembaharuan yang saya lakukan terhadap design blog ini, saya juga memperbaharui niat saya, tujuan saya, dan juga akan saya gunakan untuk apa blog ini. Ada beberapa list hikmah yang saya miliki untuk dibagikan. Semoga dalam waktu dekat ini bisa saya tulis dan saya bagikan ke teman-teman semua.
Akhir kata untuk postingan ini, harapan saya, harapan kamu, harapan kita semua tentunya semoga bumi ini lekas membaik.. Semoga pandemi ini lekas berakhir..
Sincerely,
Alfina R. A.
Minggu, 26 April 2020
Belajar Menjadi Wanita dari Seorang Ibu Malikah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.