Sahabat facebook, kali ini saya tak akan berpuisi atau pun bercerpen ria. Mungkin lain kali cerpennya, karena ada sedikit kendala dan kasus dengan orang tua, hehe. Oke, saya hanya ingin membuat sebuah catatan saja-ya iyalah-, catatan sepotong episode yang tak penting bagi kalian tapi bisa dibilang sangat berkesan bagi saya. Mungkin bisa disebut laporan perjalanan.
Seperti biasa, setiap akhir tahun ajaran sekolah saya selalu mengadakan event bagi siswa-siswanya. Baik siswa kelas VII, VIII, maupun IX. Namun dimasing-masing kelas eventnya tidak sama. Kelas VII eventnya adalah berkemah, biasanya di daerah Kedung Tangkil, Kulon Progo. Kelas VIII study tour, bisa memilih antara JBB(Jakarta, Bogor, Bandung) atau sekitar Semarang. Sedang kelas IX eventnya lebih serius, yaitu kelulusan.
Di kelas VIII ini aku memilih study tour sekitar Semarang. Selain tempat yang ditawarkan banyak yang belum pernah saya kunjungi study tour ke Semarang jauh lebih murah dibanding JBB. Sekitar pukul tujuh pagi kami berangkat dari sekolah menuju Ungaran, Semarang tempat pabrik biskuit Nissin-bukan bermaksud promosi loh- berada. Di sana kami disuguhi miniatur alat-alat pabrik yang digunakan oleh Nissin. Diajak keliling pabrik tapi dilarang foto-foto, sayang sekali padahal keren-keren alat yang ada di dalam pabriknya. hehe, maklum jarang ke pabrik soalnya. Untung ada miniatur yang boleh difoto, ya meskipun kecil-namanya juga miniatur-tapi untuk sekedar kenang-kenangan cukuplah.Yang paling aku suka, dari sini pulangnya kami dikasih oleh-oleh, gratis lagi.
Selepas dari Nissin kami menuju Museum Ranggawarsita, dan tentu masih Semarang. Museum ini didirikan pada tahun 1975 oleh pujangga bernama Ranggawarsita. Katanya, katanya loh, katanya bapak-kurang tahu namanya-yang membimbing kami menjelajah museum ini,dulu Ranggawarsita telah meramlakan masa depan termasuk jaman sekarang ini yang dia sebut JAMAN EDAN. Ramalannya ia tulis dalam karya sastra miliknya yang saya lupa namanya-susah soalnya-. Dalam museum ini ada sekitar 600.000 koleksi. Dari peninggalan purba sampai jaman kerajaan-kerajaan termasuk Islam. Oya, benda yang paling menarik perhatian saya adalah kursi tandu Bpk. Jendral Soedirman. Tandu ini sangat sederhana, hanya terbuat dari kursi dan sarung sebangai tutup atasnya. Tapi masih banyak juga kok yang menarik, catatan ini tak akan muat bila harus saya sebutkan satu per satu.Cukup ini saja untuk Ranggawarsita.
Oke, cap cyus langsung kita meluncur ke pantai dan pelabuhan Marina, Jateng. Hanya setengah jam kami di sana. Perut berasa laper-ampun padahal sepanjang perjalan ngemil terus-, beli syomay deh akhirnya. Kirain enak, eh ternyata sumpah syomaynya tanpa rasa, hambar alias anyep. Tapi mau bagaimana lagi, sudah dibeli ya harus dimakan.
Dari pelabuhan kami kembali melakukan perjalanan panjang lagi kembali ke selatan menuju gardu pandang Merapi, Ketep Pass, Magelang. Lamaaa sekali rasanya, mau tidur tapi mata rasanya tak ingin dipejamkan. Ditambah dengan jalan kota Semarang yang macet, perjalanan dirasa semakin lama. Setelah penantian yang lama itu akhirnya sampai juga di wilayah Magelang. Jalannya sahabat, nanjak gila!! Kalau begini jadi ingat mobil pakde pernah macet kehabisan oli di jalan yang nanjak itu. Bus kami pun merangkak sangat pelan di lereng ini. Tapi pelannya bus membuat kami bisa menikmati sepanjang kanan-kiri jalan-jurang dan ladang sebetulnya- yang indah oleh kelap-kelip lampu rumah-rumah warga di bawah. Dan hal ini menjadi lebih indah ketika kami tiba di objek wisatanya, Ketep Pass.Setiba di sana kami menonton film dokumenter meletusnya Merapi tahun lalu, 30 Oktober 2010. Mengerikan memang, melihat lahar yang dimuntahkan seperti hujan api, karena meletusnya dini hari jadi sangat terlihat merahnya lahar itu. Hal ini membuat saya sadar betapa besar kekuasaan Allah SWT. Sebetulnya banyak hal lain dalam film ini yang bisa membuat kita sadar bahwa sesungguhnya memang Allah Maha Besar. Tapi berhubung tangan saya sudah pegel, sampai di sini saja ya cerita tentang hal menarik di Ketep serta laporan perjalanannya. Sampai jumpa di laporan berikutnya.
Sedayu, 3 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar